Case Study UX Research: My Super Indo

Nisrina
8 min readJul 27, 2022

--

Hai! Nama saya Nisrina dan saat ini saya sedang mengikuti bootcamp UI/UX Design di Binar Academy sejak April 2022. Case study ini merupakan satu dari 3 project yang dibuat di bootcamp ini. Kali ini, saya akan menampilkan pengalaman saya bersama tim revamp aplikasi My Super Indo.

Role : UI/UX Design
Scope : Research, Writing, Design
Timeline : June 20 — July 28, 2022
Tools: Miro, Figma, Maze, Trello, Discord, Zoom, Google Docs, Google Slides

Overview
Super Indo adalah supermarket di Indonesia. Supermarket ini sudah berkembang sejak tahun 1997. Hingga Juli 2020, Super Indo sudah memiliki 183 termasuk 6 gerai waralaba yaitu Super Indo Express. Gerai Super Indo tersebar di kota-kota besar di Pulau Jawa dan Sumatera bagian selatan. My Super Indo adalah produk digital berupa aplikasi berbasis mobile web yang dikembangkan Super Indo untuk mempermudah pelanggan Super Indo dalam berbelanja.

RESEARCH PLAN

Background
Pangan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang paling dibutuhkan untuk bertahan hidup. Banyak orang membeli kebutuhan tersebut di tempat-tempat yang dapat dengan mudah terjangkau oleh tempat tinggal mereka seperti pasar atau super market. Salah satu super market yang sudah banyak orang tahu adalah Super Indo. Survey membuktikan dari 30 responden menyatakan bahwa 90% dari mereka lebih sering mengunjungi Super Indo karena dekat dengan rumah (mudah ditemui) dan menyediakan opsi buah dan sayur segar yang bervariasi. Selain itu, Super Indo cenderung banyak mengeluarkan promo atau diskon untuk produk mereka. Hal tersebut tentu saja sangat mempermudah masyarakat untuk menghemat uang.

Sekarang ini Super Indo telah memiliki aplikasi yang dapat digunakan untuk menampilakan daftar promo dan diskon khusus produk mereka sekaligus wadah untuk para membership Super Indo. Aplikasi ini pada dasarnya sangat berguna untuk mempermudah pembeli melihat promo dan memindai kode QR member agar bisa memperoleh poin.

5 dari 6 user kesulitan.

Pengguna aplikasi My Super Indo kesulitan dalam membaca dan memahami deskripsi produk pada bagian katalog promo.

50% User Kecewa

Karena diharuskan membeli dalam jumlah tertentu untuk mendapatkan promo atau gambar produk tidak sesuai ketika tiba di Superindo.

33% User Berpotensi Berbelanja di Tempat Lain

Hal tersebut terjadi apabila item yang mereka cari sedang tidak promo.

Apikasi yang ada saat ini memiliki tampilan yang membuat pembeli kesulitan untuk mengaksesnya, terutama dibagian promo. Pembeli harus melihat satu persatu promo dalam format pdf yang mana hal tersebut tidak efektif dan membuat user kesulitan. Selain itu, promo juga bergabung dengan artikel lain yang membuat tampilan aplikasi berantakan.

Oleh sebab itu, kami berencana untuk merubah tampilan fitur promo agar lebih mudah diakses oleh pembeli. Hal ini dilakukan selain untuk kenyamanan pembeli, juga untuk meningkatkan loyalitas penggunaan aplikasi.

User Persona

Target User:

  1. Orang Indonesia
  2. Usia 18–50 tahun
  3. Pernah/sering berbelanja di Super Indo
  4. Pengguna Aplikasi My Super Indo

Objective Research:

Memetakan pengalaman user dalam menggunakan aplikasi My Super Indo

Metode:
Riset ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Metode ini dipilih, karena tim kami ingin menggali perasaan user dalam menggunakan aplikasi My Super Indo dengan begitu kami dapat menemukan pain point user. Sehingga menurut kami, dengan menggunakan metode kualitatif ini, perasaan dan pengalaman user dapat terpetakan dengan lebih jelas. Meskipun pada pelaksanaannya, kami juga menggabungkan metode kuantitatif, karena ada kebutuhan data statistik yang diperlukan tim PM.

Kami melakukan Interview User dengan menggunakan platform Google Meet/Zoom/Whatsapp/Langsung. Kami juga melakukan sesi usability testing setelah proses developing produk. Untuk sesi usability testing, kami menggunakan platform Maze.

Untuk mendesain user interface My Super Indo, kami juga melakukan product benchmarking pada aplikasi serupa, seperti GoMart dan GrabMart. Kami mempelajari bagaimana mereka menempatkan menu-menu nya, jarak antar button, size font nya, dan lainnya.

Target: 5 user

Duration: 30 minutes/user

Pertanyaan:

  1. Siapa nama kamu?
  2. Umur kamu berapa?
  3. Pekerjaan kamu sebagai apa?
  4. Seberapa sering kamu berbelanja di Super Indo?
  5. Kalau sering: Mengapa kamu sering berbelanja di Super Indo?
  6. Kalau jarang: Mengapa kamu jarang berbelanja di Super Indo?
  7. Ceritain dong tahapan kamu berbelanja di Super Indo itu seperti apa? Dari mulai kamu memutuskan untuk belanja sampai selesai belanja.
  8. Dari mana kamu mengetahui aplikasi My Super Indo dan apa yang membuat kamu memutuskan untuk menggunakannya?
  9. Sebagai pengguna aplikasi My Super Indo, apa sih yang kamu rasakan saat berbelanja?
  10. Boleh diceritain nggak, apa aja kegunaan aplikasi My Super Indo ini?
  11. Biasanya kalau kamu buka aplikasi ini, apa sih yang kamu cari pertama?
  12. Sejauh ini, apakah kamu mengalami kendala dalam menggunakan aplikasi ini?
  13. Bagaimana menurut pendapat kamu tentang aplikasi ini?
  14. Kalau ada yang bisa ditambah atau diperbaiki, apa yang mau kamu ubah dari aplikasi ini?
Sekilas Findings dan Affinity Map yang dibuat

Conclusions:

  1. Frekuensi user berbelanja ke Super Indo, sering.
  2. Alasan user memilih belanja di Super Indo karena barangnya lengkap dan banyak promonya.
  3. Kebanyakan user membuat daftar belanja sebelum pergi ke Super Indo.
  4. Mayoritas user mengetahui adanya aplikasi dari pegawai kasir Super Indo.
  5. Promo dan diskon menjadi daya tarik utama user menggunakan aplikasi My Super Indo
  6. Banyak yang merasa terbantu dengan kehadiran aplikasi ini saat berbelanja, sehingga user tidak perlu ke toko untuk mengetahui diskon dan promo.
  7. Aplikasi ini memiliki fungsi utama untuk menampilkan diskon dan promo, terutama khusus untuk member My Super Indo.
  8. Kendala yang dialami user dalam menggunakan aplikasi antara lain: user kesulitan untuk melihat promo yang berbentuk pdf, selain itu tidak ada keterangan lanjutan dari promo yang ditampilkan, serta aplikasi My Super Indo yang sering mengalami gangguan.
  9. Tampilan aplikasi My Super Indo yang simple memudahkan sekaligus membuat user merasa lebih cepat bosan karena tampilannya kurang menarik.
  10. Terdapat banyak masukan dari User terkait aplikasi My Super Indo, diantaranya: tampilan yang perlu ditingkatkan terutama di bagian page promo, menambahkan fitur payment, dan menambahkan layanan self pick up.

Priority:
Dari keseluruhan conclusion, pain points user yang diprioritaskan yakni: tampilan yang perlu ditingkatkan terutama di bagian page promo, menambahkan fitur payment, dan menambahkan layanan self pick up.

How Might We:

  • Bagaimana kalau kita mengubah tampilan aplikasi terutama di bagian page promo?
  • Bagaimana kalau kita menambahkan fitur payment pada aplikasi?
  • Bagaimana kalau kita menambahkan fitur layanan self-pickup?

Minimum Valuable Product:
Mengubah tampilan aplikasi terutama di bagian page promo

Point Of View:
User: Orang Indonesia yang berumur 18–50 tahun yang terbiasa berbelanja bulanan dan memanfaatkan promo serta diskon

Needs: Membutuhkan informasi promo dan diskon untuk belanja bulanan

Insight: Informasi promo dan diskon yang mudah diakses serta aktual

Sesi pembuatan flowchart menggunakan website Miro sebagai collaboration tools

Selengkapnya dokumentasi pengerjaan menggunakan website Miro sebagai collaboration tools dapat diakses pada link berikut ini: https://miro.com/app/board/o9J_lkwZCVY=/

Untuk desain user interface dari My Super Indo yang telah di revamp, dapat diakses pada link berikut ini: https://www.figma.com/file/U0EovO4KVuearFmmIDltu3/My-Super-Indo?node-id=10%3A2

Untuk melakukan sesi usability testing, saya menggunakan website Maze, yang dapat diakses pada link berikut ini: https://app.maze.co/projects/99876376/mazes/99876441/results

What I learned from this app:
Less is more. Setelah melakukan riset pada aplikasi ini, saya melihat aplikasi ini sudah sederhana secara tampilan, namun masih sulit digunakan oleh user. Saya belajar bahwa apa yang dianggap “canggih” oleh pengembang aplikasi, belum tentu mudah digunakan oleh user. Maka dari itu, sangat penting untuk selalu melakukan riset, mendengarkan feedback dari user tentang aplikasi, dan selalu mencari tahu keresahan user. Saya juga belajar untuk memahami demografi user aplikasi kita, supaya kita sebagai pengembang aplikasi bisa membuat aplikasi yang sesuai dengan user kita.

What contribution do I make:

Di project kali ini, saya bekerjasama dengan tim Product Management untuk mendesain ulang aplikasi My Super Indo. Meskipun pada akhirnya saya juga masuk ke ranah UI Design dan UX Writing, karena dalam project ini semua harus dikerjakan bersama-sama, saya berusaha untuk tetap memaksimalkan kontribusi saya pada UX Research, role yang ingin saya tekuni.

Kontribusi saya dalam project ini mulai dari membuat research plan, seperti menentukan target user sampai menyusun pertanyaan yang akan diajukan saat sesi interview. Kemudian tentunya saya juga berkesempatan untuk melakukan interview secara daring kepada dua orang user yang menggunakan aplikasi My Super Indo.

Dari hasil interview tersebut saya merumuskan dan mengkategorikan jawabannya pada affinity map. Setelahnya saya bersama tim merumuskan kesimpulan, kendala user yang akan diprioritaskan, dan juga MVP nya. Saya juga membantu melengkapi business model canvas yang dibuat oleh rekan saya dan membuat customer journey map. Pada sesi usability testing, saya mengajukan kepada tim untuk menggunakan platform Maze agar hasil usability testing lebih terukur dan spesifik. Saya mengajarkan tim untuk cara penggunaannya.

Selanjutnya pada tahap desain, saya banyak belajar dari rekan saya, terutama agar desain yang coba saya buat sesuai dengan design system yang sudah ditentukan. Saya merasa tidak terlalu pandai dalam urusan visual, tapi di project ini saya belajar banyak sekali untuk mendesain sebuah interface aplikasi. Sebuah pengalaman dan kesempatan baru bagi saya. Mulai dari tahap flowchart, Lo-Fi, Hi-Fi, sampai membuat prototype. Menyenangkan sekali belajar memvisualkan ide-ide pada tahap Lo-Fi dalam bentuk sketsa, brainstorming bersama tim UI/UX supaya align dengan objective research yang ada.

Ini juga pertama kalinya saya merasakan simulasi berkolaborasi dengan tim PM. Saya mengikuti daily stand up untuk mempresentasikan progress yang saya lakukan setiap harinya. Pace yang cukup ngebut menurut saya, tapi justru itu yang membuat project ini bisa selesai sesuai timeline. Dengan bekerja sama dengan tim PM, saya jadi bisa memahami proses pembuatan produk pada tahap perencanaan dari sisi PM.

Tentu dalam perjalanan project ini, banyak sekali perdebatan yang terjadi. Tapi, sekali lagi, proses ini menghasilkan pembelajaran baru bagi saya untuk bagaimana caranya menyampaikan ide dengan baik, berargumen dengan baik, dan belajar mendengarkan. Saya mencoba menerima usulan dari tim PM, tapi tetap dengan mempertimbangkan kapasitas tim UI/UX untuk mengimplementasikannya. Proses scrum ini seru sekaligus cukup menguras emosi dan tenaga bagi saya pribadi. Dalam project ini, saya cukup sering mengambil peran untuk mengarahkan sesi diskusi dan meluruskan statement dari tim UI/UX, meskipun tidak seintens scrum master. Saya juga sering kali diberikan kesempatan untuk mempresentasikan hasil kerja tim kepada kelas secara keseluruhan.

Dokumentasi Selama Project:

Sesi Interview User
Kolaborasi dengan menggunakan Trello
Menggunakan Discord untuk brainstorming dengan tim UI/UX dan PM

Sekian penjelasan dari saya, dari sisi UX Research dari project ini. Saya menyadari masih banyak sekali aspek yang perlu ditingkatkan dari project ini, tapi sejauh ini saya cukup puas dengan proses belajar yang saya lakukan.

--

--

Nisrina
Nisrina

Written by Nisrina

Let's have some conversation through email: work.nisrina@gmail.com My other portfolio, specifically my writing crumbs: https://arahbidik.wordpress.com/

No responses yet